Jumat, 25 Februari 2022

MATERI AJAR TEMA: TANAMAN/SUB TEMA:BUAH MANGGA

 

    Ø  Tujuan Pembelajaran

1.      Anak mampu bersyukur kepada Tuhan YME dengan mau mengucapkan kata alhamdulilah melalui kegiatan tanya jawab dengan tulus selama kegiatan bermain. (NAM : 1.2)

2.      Melakukan kegiatan anak mampu membilang dan mengenal lambang bilangan melalui kegiatan menghitung gambar dan memilih angka yang sesuai dengan jumlahnya dengan tepat pada saat kegiatan bermain (KOG: 3.6-4.6)

3.     Anak mampu membaca huruf melalui kegiatan menyusun huruf menjadi kata “mangga” pada LKPD worksheet dengan benar saat kegiatan bermain (BAHASA 3.12-4.12)

4.      Anak mampu menjelaskan bunyi dan bentuk huruf dengan membaca huruf yang disusun dengan benar (BAHASA: 3.11-4.11 )

5.      Anak mampu memasukan potongan buah mangga kedalam blender menggunakan sendok pada saat membuat jus dengan baik selama kegiatan bermain. (FM 3.3-4.3)

6.      Anak mampu berperilaku hidup sehat dengan meminum jus mangga yang dibuat dengan baik setelah kegiatan bermain (SOSEM: 2.1)

7.      Anak mampu menunjukan langkah-langkah menggunakan blender pada saat membuat jus dengan benar pada saat kegiatan bermain. (KOG :3.9-4.9)

8.      Anak mampu menghias jus mangga dengan memberi toping meses warna-warni jus mangga secara rapi pada saat kegiatan bermain.(SENI :3.15-4.15 )


 MATERI

A.    “JENIS JENIS BUAH MANGGA”

Mangga manalagi

Mangga madu

Mangga emperor

Mangga Irwin

B.    “Mengenal Bagian-Bagian Buah Mangga”

Daging, Biji Buah, Kulit

Buah Mangga termasuk kedalam kelompok buah yang memiliki daging buah dengan memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda bergantung pada spesiesnya, mulai dari bulat, Bulat telur atau lonjong memanjang. Adapun bagian-bagian buah mangga diantaranya:

 

1.      Kulit Buah

Bagian luar buah manga adalah kulit berwarna hijau jika belum matang dan berubah kekuning-kuningan apabila sudah masak/ matang.

  


1.      Daging Buah

Daging buah mangga merupakan bagian yang bisa dikonsumsi atau dimakan, daging buah mangga memiliki tekstur lembut, berserat dan mengadung banyak air. Apabila matang berwarna putih dan matang berwarna kuning. Memiliki rasa yang masam apabila belum matang dan memiliki rasa manis apabila sudah matang.



1.      Biji Buah

Biji merupakan bagian terdalam dari buah manga. Biji adalah bibit buah manga yang ditanam agar tumbuh menjadi pohon baru, bertekstur keras dan tidak dapat dimakan. Biji  berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat.

 


C.    Manfaat Buah Mangga


Menghaluskan kulit

-          Meningkatkan daya tahan tubuh  agar badan sehat 

-          Melancarkan pencernaan sebagai sumber vitamin C untuk tubuh kita

D.    Warna Buah Mangga

hijau

kuning

ungu

merah

E. Tempat Membeli Buah Mangga

                Ø  Pasar

              Ø  KiosBuah/Toko Buah

F.  Olahan Buah Manga

Jus

Manisan

G.    Bahan Ajar Kegiatan Bermain

a.      Kegiatan 1: “Membuat Jus Mangga Pelangi”

Kegiatan membuat jus mangga ini untuk mengenalkan anak tenang cara menggunakan blender dan berkreasi dengan memberi toping pada jus mangga. Kemudian mengenalkan anak bahwa jus mangga sehat sekali untuk diminum karena banyak mengandung vitamin.

Pendekatan STEAM

v  Science

Anak mengetahui bagian-bagian dari buah mangga dan rasa jus buah mangga.

v  Technology

Anak menggunakan pisau, piring, blender, sendok dan gelas untuk membuat jus mangga dengan dibantu orang tua.

v  Engineering

Cara kerja blender, buah mangga yang dihancurkan didalam blender dengan pisau-pisau tajam sehingga menjadi minuman (jus mangga)

v  Art

Anak Memberi toping pada gelas dengan susu kental manis coklat dan toping pada jus dengan meses warna-warni.

v  Mathematic

Menghitung berapa potongan buah mangga saat dimasukan keblander dan menghitung jumlah gula dalam takaran sendok saat membuat jus mangga. (Dikerjakan dirumah Bersama orang tua)

1.      Langkah-Langkah Membuat Jus Mangga

-          Cuci tangan dengan bersih

-          Kupas 1 buah mangga, cuci dan potong buah mangga menggunakan pisau (dengan bantuan orang tua)

-          Masukkan potongan buah mangga, gula 5 sendok dan air 500 ml kedalam blender

-          Putar atau tekan tombol nyala untuk memblender mangga

-          Setelah selesai/halus matikan blender.

-          Siapkan gelas, kemudian hias dinding dalam gelas menggunakan susu kental manis coklat.

-          Tuang jus kedalam gelas (dengan bantuan orang tua) setelah itu beri toping meses warna-warni

   

Sabtu, 05 Februari 2022

MATERI AJAR ANAK TK KELOMPOK B TEMA: PEKERJAAN SUB TEMA: KOKI


A.    Pendahuluan

Anak mempunyai karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif , antusias, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang mereka lihat ,dirasakan ,didengar, anak tak pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar. Dari bahan ajar ini mungkin bisa menjadi gambaran tentang cita-cita yang akan di capai anak .

 

B.     Apa itu Koki?

Juru masak/ Koki/ Chef adalah orang yang tugasnya membuat resep, menentukan dan menakar bahan-bahan masakan, memasak, juga menyajikan suatu hidangan yang enak rasanya, terlihat indah, dan layak untuk dibayar. Selaian memasak koki juga bertanggung jawab mengelola dapur, Bertanggung jawab dengan biaya dan bahan yang akan dimasak, Menyusun menu, Menggunakan alat dapur secara efisien, Memasak sesuai pesanan dan bereksperimen menemukan menu baru untuk hidangan.


 Jepang, ada yang spesialisasinya di masakan Italia, ada yang fokus dengan masakan Prancis ada pula masakan Cina dan sebagainya.

        C.    Pakaian Kerja Koki

Koki  memakai seragam berwarna putih dan juga topi koki berwarna putih


         Tempat kerja koki berada direstoran, hotel dan rumah makan besar. Seorang koki hotel tidak cuma bekerja dalam menyiapkan menu utama.Koki dihotel juga bekerja membuat makanan pembuka dan makanan penutup. Ada yang ditunjuk sebagai kepala koki. Kepala koki biasanya bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan yang ada didapur, seperti menyiapkan menu, atau mengawasi koki lain.

     D.   Alat yang dimiliki koki antara lain:



Pisau chef (Foto: Thinkstock)

         Yang membedakan pisau seorang chef dengan pisau dapur rumahan biasa terletak pada model             dan fungsi dari pisau itu sendiri. Pisau seorang chef merupakan pisau multifungsi yang dapat                   digunakan mulai dari memotong, mengiris, mencincang, hingga memecah tulang. Genggaman pisau        juga lebih kokoh dan nyaman saat digenggam untuk memotong bahan pangan apa pun.

 

Talenan kayu (Foto: Thinkstock)

Seorang chef juga wajib memiliki sebuah cutting board atau talenan. Baik berbahan plastik atau kayu, seorang chef sejatinya memiliki alat masak ini untuk mendukung kegiatan memasaknya. Umumnya, cutting board yang dimiliki oleh seorang chef berukuran besar, karena dianggap bisa meletakkan lebih banyak bahan pangan yang telah dipotong.

 


Spatula metalik (Foto: Thinkstock)

Spatula atau sodet juga menjadi alat masak yang wajib dimiliki oleh seorang chef. Beberapa chef mungkin mengatakan jika spatula berbahan silikon adalah favoritnya, namun tak sedikit pula yang berujar bahwa spatula kayu adalah alat andalannya dalam memasak.

 

Peeler (Foto: Thinkstock)

Sebagian besar chef suka hal yang praktis dan simpel. Karenanya, mereka membutuhkan alat-alat yang praktis untuk memudahkan mereka memasak. Dan salah satu alat masak praktis yang harus dimiliki oleh seorang chef adalah peeler atau alat pengupas sayuran. Peeler akan membantu seorang chef bekerja lebih cepat.

 

Wajan stainless steal (Foto: Thinkstock)

Wajan berbahan stainless nampaknya menjadi salah satu alat masak yang harus dimiliki oleh seorang chef. Meskipun ukurannya besar dan cukup berat saat digenggam, namun banyak chef yang menggunakan alat masak ini. Tak hanya berbahan alumunium, wajan antilengket rupanya juga menjadi alat masak wajib seorang chef, karena fungsinya yang tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan


DOWNLOAD MATERI AJAR COPY PASTE DI GOOGLE/BROWSER:  

 https://drive.google.com/file/d/1uZdk7lqsLAcJvYs8cwDssTDsplUvckuR/view?usp=sharing  

PENDAFTARAN PPG DALAM JABATAN 2022 dan CONTOH SOAL PRETES PPG

 

Cara Pendaftaran PPG dalam jabatan 2022 : 
1. Mendaftar dan mengirim berkas sesuai persyaratan ke laman ppg.kemdikbud.go.id (login dg akun SIMPKB)
2. Unggah hasil pindai ijazah S1D-IV dan syarat administrasi lainnya 
3. Menetapkan bidang studi yg linear 
4. Isi nama PT dan Prodi sesuai ijazah  S1 atau D-IV 
5. Tunggu pengumuman dilaman ppg.kemdikbud.go.id (login dg akun SIMPKB)
KUOTA PESERTA PPG:


.: JADWAL :.
Jadwal dan Tatacara pendaftaran PPG DALJAB 2022 : 
1. Pendaftaran dan pengiriman berkas mulai tanggal 7 sd 23 Februari 2022  ( mulai hari Senin. Jangan sampai terlewatkan)
2. Perbaikan Berkas mulai tgl 7 sd 25 Februari 2022 
3. Pengumuman hasil seleksi administrasi tgl 4 Maret 2022
                        
.: DOWNLOAD SURAT RESMI (COPY PASTE LINK KE BROWSER/GOOGLE):.
https://drive.google.com/file/d/1L1GNXd-cr97hEvA_NEeXYghrKovHDQRu/view?usp=sharing  


 DOWNLOAD CONTOH SOAL PRETES PPG(COPY PASTE LINK KE BROWSER/GOOGLE) :


https://drive.google.com/file/d/1oEMdiqdfVSfMQcG20tABCep4Ov0hkNcK/view?usp=sharing 

Luwes dan Imut Salah Satu Siswa TK Pertiwi 13 Jatisrono Pemenang Lomba Tari Kebyok Anting Anting Tingkat Kabupaten Wonogiri

         5 orang anak tampak gemulai menarikan tari kebyok anting anting lolos seleksi IGTKI Kecamatan Jatisrono salah satunya adalah murit dari TK Pertiwi 13 Jatisrono. Anak bernama Khanaya Meishila Putri sangat piawai menari dan mengingat gerakan yang diajarkan meski sangat bervariasi. Selama kurang lebih 2 bulan dilatih oleh guru dan pengurus IGTKI jatisrono untuk mengikuti lomba tingkat kabupaten di wonogiri. Lokasi syuting tari bertempat  di candi Jatisrono. Berkat dilatih dengan penuh kesabaran dan rutin Tari Kebyok Anting Anting Tingkat TK Kecamatan jatisrono ini mendapatkan juara 3 Se Kabupaten. 


"Anak-anak dengan mengikuti kegiatan seperti ini bertujuan agar mereka dapat mengembangkan bakat dan kreativitas anak di bidang seni, khususnya seni tari tradisional,"


Pendidikan seni tari juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak yaitu  perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan bahasa, Perkembangan sosial dan emosional anak.

Anak harus kita tanamkan mencintai budaya daerah sejak dini agar budaya tidak hilang seiring perkembangan jaman. Berikut hasil cuplikan singkat anak menari: https://youtu.be/ldx6zwBVT0M 

Sabtu, 08 Mei 2021

LAPORAN BEST PRACTICE PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN(PKP)

 

LAPORAN BEST PRACTICE

 

 

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ANAK TK PERTIWI 13 JATISRONO

KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SEMESTER 1”

 

 

 

Disusun oleh

DEVIANA FRANSISCUS, S.Pd.

 

 

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN BERBASIS ZONASI JENJENG TAMAN KANAK-KANAK

KABUPATEN WONOGIRI

TAHUN 2019

 

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

( PKP ) BERBASIS ZONASI

KARYA TULIS DALAM BENTUK BEST PRACTICE DENGAN JUDUL:

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning

Untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar

Anak TK Pertiwi 13 Jatisrono

Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2019/2020

Semester 1

 

PENYUSUN

DEVIANA FRANSISCUS

MENYETUJUI

 

 

 

 

SUTARTI, S.Pd

NIP: 196101041987022001

 

JATISRONO, 7 DESEMBER 2019

PESERTA

 

 

 

DEVIANA FRANSISCUS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BIODATA PENULIS

NAMA                        : DEVIANA FRANSISCUS, S. Pd

TTL                             : WONOGIRI, 16 JANUARI 1989

NIP                              : -

PANGKAT/GOL       : -

JABATAN                  : GURU KELAS TK

ALAMAT                   : JOHO 15/04, KEC. JATISRONO, KAB. WONOGIRI

UNIT KERJA             : TK PERTIWI 13 JATISRONO

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena limpahan rahmat, hidayah serta ridho-Nya penulis dapat menyusun Laporan program pengembangan kompetensi berkelanjutan (PKB ) melalui kegiatan pengembangan kompetensi pembelajaran (PKP) berbsis zonasi.

Laporan ini adalah sebagai hasil dari kegiatan PKP yang telah diselenggarakan KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN sejak tanggal 1 Oktober 2019 hingga pelaporan.

Dengan selesainya penulisan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua  bimbingan, dukungan, saran dan bantuan kepada:

1.      Kepala Dinas Pendidikan

2.      Kepala Bidang Puad Dikmas

3.      Panitia Pelaksana

4.      Pengawas

5.      Guru Inti

6.      Kepala Sekolah Tk Pertiwi 13 Jatisrono

7.      Teman-Teman Peserta PKP

8.      Suami dan anaku tercinta

9.      Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam penyusunan karya tulis best practice ini.

 

Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis butuhkan agar menyempurnakan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

                                                 

Jatisrono, 7 Desember 2019

 

 Penulis

 

 


                                                 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

1.       LAMP. 1 :        RPPH

2.       LAMP 2 :         DOKUMENTASI KEGIATAN ANAK

3.       LAMP 3 :         FORMAT PENILAIAN

4.       LAMP 4:          JURNAL PEMBELAJARAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Peran guru profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik. Guna meningkatkan kompetensi guru, maka pemerintah melaksanakan program pengembangan kompetensi berkelanjutan (PKB ) melalui kegiatan pengembangan kompetensi pembelajaran (PKP) berbsis zonasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi anak didik  melalui pembinaan guru.

Guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi pada ketrampilan berfikir tingkat tinggi atau Higher order thinking skil (HOTS). Memuat 4 kompetensi ketrampilan yaitu creativity, critical thinking, collaboration dan comunication. Ketrampilan ini sangat penting untuk pendidikan pada abad ke-21. Peserta diklat memiliki kewajiban untuk merancang pembelajaran yang mampu mengasah kemampuan anak berpikir level tinggi meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 penulis menyampaikan kegiatan masih secara konvensional menggunakan metode ceramah. Apresepsi yang dibeikan guru kurang menarik bagi anak. Kegiatan yang diberikan hanya menggunakan media gambar gambar dimajalah. Anak mendapat informasi secara pasif. Keterbatasan fasilitas juga menyebabkan anak kurang antusias untuk mengikuti kegiatan.

Hasil wawancara dengan Kepala TK Pertiwi 13 Jatisrono menunjukan kemampuan menggambar anak sangat rendah. Kegiatan yang diberikan membatasi karya anak dengan memberi contoh model gambar didepan kelas dan anak harus meniru gambar tersebut. Perolehan hasil belajar anak yang mendapat berkembang sangat baik (BSB) 2 anak dan berkembang sesuai harapan (BSH) 3 anak atau keberhasilan hanya mencapai 33,3 % dari 15 anak.

Sebagai salah satu peningkatan kualitas pendidikan   menuju tercapainya tujuan pendidikan tersebut perlu disampaikan upaya perbaikan sistem pembelajaran yang merangsang anak agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mampu mengasah anak agar dapat berfikir tingkat tinggi (HOTS). Model pembelajaran Contextual Teaching & Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membentuk perilaku saintifik serta mengembangkan rasa ingin tahu anak. Menurut agus (2009) model pembelajaran Contextual Teaching & Learning merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.

Dilihat dari tujuan, pembelajaran contexstual teaching & learning ingin memusatkan diri pada pengembangan seluruh kompetensi anak, anak dibantu agar kopetensinya muncul dan dikembangkan semaksimal mungkin. Anak akan dibawa memasuki kawasan pengetahuan mauapun penerapan pengetahuan yang dihadapkan melalui pembelajaran, dengan demikian kompetensi anak (ability, skill) akan berkembang melalui proses belajar mengajar.

Berdasarkan masalah tersebut mendorong penulis untuk melaksanakan kegiatan dengan srategi” Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching & Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar Anak TK Pertiwi 13 Jatisrono Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2019/2020 semester 1”

 

B.  JENIS KEGIATAN

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktek terbaik pada pelatihan PKP ini adalah penerapan model pembelajaran contextual teaching and learning untuk meningkatan kreativitas menggambar anak TK Pertiwi 13 Jatisrono. Menitik beratkan pada Kompetensi dasar  Seni 3.15-Mengenal berbagai karya dan aktifitas seni - 4.15 Menunjukkan karya dan aktifitas seni.

C.   MANFAAT KEGIATAN

Penerapan strategi pembelajaran ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

 

 

1. Bagi anak :

·         Menghargai penampilan karya seni anak lain (misal dengan Bertepuk tangan dan memuji).

·         Mampu membuat karya seni sesuai kreativitasnya misal seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkannya.

·         Mengembangkan motorik halus anak.

·         Peningkatan kreativitas menggambar melalui pembelajaran contextual teaching & learning.

·         Memperkenalkan model pembelajaran contextual teaching & learning  untuk meningkatkn kreativitas anak.

·         Model pembelajaran contextual teaching & learning memberi motivasi anak untuk belajar dalam suasana belajar yang nyata.

2. Bagi Guru :

·         Meningkatkan kreativitas guru dalam menemukan model pembelajaran yang membentuk perilaku saitifik guna memperbaiki sistem pembelajaran yang telah usang.

·         Guru mengetahui strategi dalam penerapan model pembelajaran contextual sehingga dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran.

·         Sebagai usaha mengatasi kesulitan menggambar anak.

·         Memperoleh gambaran penerapan model pembelajaran contextual guna meningkatkan kreativitas menggambar anak.

 

3. Bagi Sekolah

·         Memperbaiki proses pembelajaran, guna memperbaiki mutu sekolah.

·         Mendapat masukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan diterapkanya model pembelajaran Contextual Theaching & Learning

·         Model pembelajaran Contextual Theaching & Learning dapat menjadi saran peningkatan profesionalisme guru.

 

 

 

 

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A.  Tujuan 

Anak taman kanak-kanak adalah sosok individu yang berbeda beda dalam proses perkembangan. Anak pada masa ini memiliki karakteristik yang bervariasi, sangat jelas mereka adalah sosok yang unik, dan memiliki karakteristik yang khusus, baik dari segi kognitif, sosial, emosional, bahasa, fisik motorik dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dimana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat agar kemampuannya dapat berkembeng dengan baik. Tujuan  utama menerapkan srategi ini adalah:

1.      Menghargai penampilan karya seni anak lain (misal dengan bertepuk tangan dan memuji)

2.      Anak dapat membuat karya seni sesuai kreativitasnya misal seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkannya.

3.      Penerapan medel pembelajaran contextual teaching & learning untuk meningkatkan kreatifitas menggambar anak di TK Pertiwi 13 Jatisrono.

4.      Mengembangkan imajinasi anak.

5.      Mengembangkan kemampuan menggambar.

6.      Mengembangkan perasaan estetika/keindahan.

 

B.  Sasaran

Sasaran kegiatan yang dilkukan adalah anak-anak kelompok B, yang berjumlah 15 orang anak terdiri dari 4 anak perempuan dan 11 anak laki-laki di Tk Pertiwi 13 Jatisrono Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri.

 

 

 

 

 

C.      Bahan/Materi Kegiatan

1.      Pembelajaran Menggambar

            Menggambar kaitanya erat dengan seni dan keindahan yang merupakan salah satu kebutuhan manusia. Menggambar adalah salah satu cara anak untuk mengungkapkan dan mengkomunikasikan pikiran, ide, gagasan dan imajinasi yang benilai  ertistik menggunakan garis dan warna. Materi menggambar dapat berupa pengetahuan teori atau praktik langsung. Anak Taman Kanak-Kanak usia 4-7 Tahun berada pada tahap masa pra-skematik/Pra bagan. Pada tahap ini anak sudah menguasai gerak- gerak tanganya dan telah menyadari adanya bentuk yang menjadi perhatianya.

Menggambar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada kegiatan ini guru memilih cara menggambar model. Anak dihadapkan obyek yang digambar secara langsung berupa makhluk hudup, ditampilkanya model di depan anak agar anak menggambar tidak menyimpang dari bentuk aslinya. Namun kemiripan bentuk bukanlah menjadi tujuan utama dari kegiatan ini. Media yang digunakan adalah model yang digambar, kertas gambar, krayon/pensil warna dan pensil. Kegiatan menggambar merupakan  pengembangan materi pada KD dari,   (3.15) Mengenal dan menghasilkan berbagai karya dan aktivitas seni (4.15) Menunjukkan   karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media.

 

2.       Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching & Learning

a.      Model Pembelajaran Contextual Teaching & Learning

      Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide-ide, ketrampilan, cara berfikir dan mengekpresikan. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching & Learning dapat dijadikan alternatif guru untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam menggambar, hal ini sesuai dengan pendapat Wina sanjaya (2007)  pembelajaran contextual teaching & learning adalah srtategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa dapat menerapkanya kedalam kehidupan mereka. Agus uprijono (2009) mengemukakan Contextual teaching & learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, suatu pembelajaran yang mengembangkan level kognitif tingkat tinggi. Pembelajaran ini melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami situasi isu, dan memecahkan masalah

      Mengacu definisi diatas dapat disimpulkan pembelajaran contextual teaching & learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan bahan ajar dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang didapat dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

      Dalam pembelajaran contextual teaching & learning memungkinkan terjadinya bentuk belajar yang  penting, yaitu:

a.   Relating : Bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengalaman nyata. Guru menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk di pahami atau dengan problema untuk dipecahkan.

b.   Experiencing: Belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. Ini berarti pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berfikir kritis lewat siklus inquiry

c.   Applying: Belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar dalam penggunaan dan bentuk praktis, dalam prakteknya, siswa menerapkan konsep dan informasi kedalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan.

d.   Cooperating: Belajar dalam bentuk berbagai informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi. bentuk belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan yang nyata siswa akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan warga lain.

f.    Transferring: Begiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

 

b.      Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

      Menurut Agus Suprijono (2009) Ada  8  Karakteristik  Pembelajaran  Contextual Teaching & learning  Diantaranya Adalah:

a.       Melakukan Hubungan yang Bermakna.

Siswa dapat mengatur dirinya sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dapat mengembangkan minatnya secar individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok.

b.      Melakukan Kegiatan-Kegiatan yang Berarti

Siswa membuat hubungan antara sekolah-sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.

c.       Belajar yang Diatur Sendiri

Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentu pilihan dan ada produk yang sifatnya nyata.

d.      Bekerjasama

Siswa dapat bekerja sama, guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan berkomunikasi.


e.       Berpikir Kritis dan Kreatif.

Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif.


 

 

f. Mengasuh atau Memelihara Pribadi Siswa

      Siswa memelihara pribadinya; memberi pengetahuan, memberi       perhatian, memiliki harapan-harapan yang tinggi, memotivasi            dan memperkuat diri sendiri.

g.              Mencapai Standar yang Tinggi

      Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi, mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk           mencapainya.

h.              Menggunakan Penilaian yang Autentik.

      Siswa mengguankan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk satu tujuan yang bermakna.

      Jadi dapat disimpulkan karakteristik pembelajaran contextual          teaching & learning adalah anak belajar ditempatkan dalam   situasi nyata aggar mereka dapat berfikir kritis dan kreatif dalam       membangun pengetahuan sehingga anak mengerti makna apa          yang mereka pelajari.

 

c.       Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual

 

            Dalam draf contextual teaching and learning (CTL) dari Depdiknas (2002:32), program pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama anak sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya. Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis contextual dalam meningkatkan kreativitas menggambar anak adalah sebagai berikut:

a.       Menyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.

b.      Menyatakan tujuan umum pembelajarannya.

c.       Merincilah media untuk mendukung kegiatan itu.

d.      Memuatkan skenario tahap demi tahap kegiatan siswa.

e.       Menyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

d.      Prinsip Dasar Setiap Komponen Utama CTL

            Setiap komponen utama CTL mempunyai prinsip- prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkannya dalam pembelajaran. Agus Suprijono (2009) melibatkan 7 komponen utama pembelajaran yaitu:

a. Konstruktivisme: komponen ini merupakan landasan filosofis (berfikir) pendekatan CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep dan kaidah yang siap dipraktekkannya. Manusia harus mengkonstruksinya terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya.

b. Bertanya (questioning) komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar dalam pembelajaran CTL di pandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berfikir siswa. pada sisi lain kenyataan menunjukkan bahwa memperoleh pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya.

c. Menemukan (inquiry) komponen menemukan merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari pengamatan dari fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.

d. Masyarakat belajar (learning community). Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas. Karena itu, pembelajaran yang dikemas dalam berdiskusi kelompok yang anggotanya hetrogen, dan jumlahnya bervariasi, sangat mendukung komponen learning komunity ini.

e. Pemodelan (modeling) komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. model yang dimaksud biasa berupa pemberian contoh misalnya: cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertonton suatu penampilan.

f. Refleksi komponen yang merupakan hasil terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telahdimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini penting ditanamkan pada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru.

g. Penilaian autentik komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. dengan demikian, penilian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran.

 

e.       Ciri- Ciri Pembelajaran Contextual teaching & Learning dalam menggambar

            Menurut Sugianto (2009) mengemukakan ciri ciri pembelajaran contextual teaching & learning adalah:

1.      Memberikan pengalaman nyata

2.      Adanya kerjasama/saling menunjang

3.      Gembira, belajar dengan gairah

4.      Pembelajaran terintegrasi

5.      Menggunakan berbagai sumber

6.      Siswa aktif dan kritis

7.      Menyenagkan tidak membosankan

8.      Shring dengan teman

9.      Guru kreatif

 

 

 

f.        Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual teaching & learning pada kegiatan menggambar.

            Pembelajaran Contextual teaching & learning dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas bagaimanapun keadaannya. Pendekatan kontekstual dalam kelas cukup mudah diterapkan. Menurut Agus Suprijono (2009) Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini:

a. Mengembangkan pemikiran anak akan belajar lebih bermakna dengan        cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

d. Menciptakan masyarakat belajar

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan

g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

 

D.    Metode/ cara melaksanakan kegiatan

Guru harus mengembangkan kreativitas anak agar kemampuan yang  dimiliki anak dapat berkembang, Kegiatan pembelajaran harus dirancang sebaik mungkin agar anak tidak bosan mengikuti kegiatan. Metode yang tepat digunakan untuk dapat merangsang kreativitas anak yaitu:

1.      Metode tanya jawab yaitu dilakukan pada apresepsi tema pada kegiatan awal dengan menunjukan media konkrit pada anak,

2.      Pemecahan masalah (problem solving) yaitu guru membantu anak memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama sama dengan diskusi.

3.      Praktek langsung yaitu  guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas pada kegiatan. Anak menggambar bunga mawar dengan mengamati secara langsung bunga yang telah disediakan guru. Anak diberikebebasan mengeplorasi ide dan imajinasinya dalam menggambar melalui pengembangan materi pada KD. 3.15-Mengenal berbagai karya dan aktifitas seni - 4.15 Menunjukkan karya dan aktifitas seni.

4.      Bernyanyi, Anak mengajak anak bernyayi sesuai tema/kegiatan yang diajarkan

5.      Bercerita, Anak dirangsang agar menceritakan hasil karyanya dalam menggambar.

 

 

 

E.     Alat instrumen

1.      Alat instrumen penilaian adalah cheklic

 

     PENILAIAN  HARIAN

         SKALA CAPAIAN PERKEMBANGAN HARIAN PAUD

Kelompok             : Usia 5-6 Tahun

Hari / Tanggal       : 3 Desember 2019

Kegiatan pembelajaran

Nama anak

fian

driyan

arsad

atnan

nisa

marvel

zahra

agus

arka

tian

cleo

karin

mita

julio

kila

Bercakap-cakap tentang bunga mawar ciptaan Tuhan (N. 1.1)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSH

BSB

MB

MB

BSH

BSB

BSH

BSH

MB

BSH

Menyiram bunga mawar (F 4.3)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSB

MB

MB

BSB

BSB

BSH

BSH

MB

BSH

Menghitung bunga mawar dan menulis angkanya dipapan tulis

 (k 4.6)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSH

BSB

BSH

BSH

BSH

BSB

BSH

BSH

MB

BSH

Bermain peran menjadi penjual dan pembeli bunga mawar

 (B 4.11)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSB

BSB

MB

MB

BSH

BSB

BSH

BSH

MB

BSH

Mengelompokan pakaian seragam sekolah

(Sos 2.12)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSH

BSB

MB

BSH

BSH

BSB

BSH

BSH

BSH

BSH

Menggambar bunga mawar( Sn 4.15)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSH

BSB

BSH

BSH

BSH

BSB

BSH

BSH

BSH

BSH

Menyanyi lagu daerah” gundul gundul pacul”

(Sn 3.15)

BSB

BSB

BSB

BSB

BSH

BSH

BSB

BSH

MB

BSH

BSB

BSH

BSH

BSH

BSH

 

Mengetahui                                                              Jatisrono, 3 Desember 2019

Pimpinan TK                                                                         Guru Kelas

 

 

‘Sutarti, S. Pd                                                           Deviana Fransiscus, S. Pd

 

 

 

 

 

 

 

2.       Alat instrumen penilaian adalah anekdot

No

Nama

Tgl / Waktu

Tempat

Perisitwa

Kd & Indikator

Capaian Perkem anak

1

Bastian

08.30

Didalam kelas

Anak menangis karena pensil warnanya rusak

3.15-4.15

BSH

2

Julio

08.32

Diluar teras sekolah

Anak keluar kelas meminta ibunya masuk mendampingi dikelas

3.15-4.15

BSH

3

kila

08.35

Dihalaman sekolah

Anak menangis karena diejek teman karena mengerjakan tugas tidak rapi

3.15-4.15

BSH

4

Agus

08.40

Didalam kelas

Anak tidak mengerjakan tugas karena asik menghitung pewarna yang baru

3.15-4.15

BSH

 

Mengetahui                                                               Jatisrono, 7 Desember 2019

Pimpinan TK                                                                     Guru Kelas

 

 

SUTARTI, S. Pd                                               DEVIANA FRANSISCUS, S. Pd

 

 

 

 

 

3.       Alat instrumen penilaian adalah hasil karya

CATATAN HASIL KARYA

Usia/ kelompok           : 5-6 Tahun/B

Nama Guru                 : Deviana Fransiscus, S. Pd

NO

Hari/

Tanggal

Nama Anak

HASIL KARYA ANAK

HASIL PENGAMATAN

1

3/12/2019

Fian

 

 

 

1. Anak menggambar bunga mawar dengan lengkap

2. Anak mewarnai dengan rapi

3. Anak memberi warna sesuai warna bunga

4. Anak menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang krayon

2

3/12/2019

zahra

1. Anak menggambar bunga dengan lengkap

2. Anak mewarnai gambar bunga  warna biru,merah, oren

3

3/12/2019

andrian

1.                  Anak menggabar secara lengkap

2.                  Anak berkreasi sendiri sesuai imajinasinya

3.                  Anak melakukan kegiatan sendiri tanpa bantuan orang lain

4

3/12/2019

Marvel

1.       Anak menggambar secara lengkap

2.       Anak memberi warna sesuai dengan bunga yang diamati, pink dan daun hijau

3.       Anak berkreasi sendiri sesuai imajinasinya

 

 

 

Mengetahui                                                      Jatisrono, 7 Desember 2019             

Pimpinan TK                                                            Guru Kelas

 

 

 

 SUTARTI, S. Pd                                                     DEVIANAN, S. Pd

 

 

F.        Waktu dan tempat kegiatan

-          Waktu kegiatan on 1 dari tgl    18-23 November 2019

-          Waktu kegiatan on 2 dari tgl    25-30 November 2019  

-          Waktu kegiatan on 3 dari tgl    2-7 Desember 2019  

-          Tempat kegiatan di TK Pertiwi 13 Jatisrono

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

HASIL KEGIATAN

A.  HASIL YANG DIPEROLEH

Pendekatan saitifik yang dilakukan dengan penerapkan model pembelajaran CTL pada kegiatan menggambar memberi dampak positif bagi perkembangan anak. Dengan dihadapkanya dalam situasi nyata membuat ank lebih termotivasi dan kreatif mengunakan ide-idenya  pada kegiatan menggambar. Pelaksanaan RPP 2 penilaian perkembangan  anak dapat dilihat hasil perolehan  tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. 4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media.

NO

NAMA ANAK

Menggambar Bunga Mawar

BB

MB

BSH

BSB

1

Fian

 

 

 

ü   

2

Andriyan

 

 

 

ü   

3

Arsad

 

 

 

ü   

4

Atnan

 

 

 

ü   

5

Nisa

 

 

ü   

 

6

Marvel

 

 

ü   

 

7

Zahra

 

 

 

ü   

8

Agus

 

 

ü   

 

9

Arkha

 

 

ü   

 

10

Tian

 

 

ü   

 

11

Cleo

 

 

 

ü   

12

Karin

 

 

 

ü   

14

Mita

 

 

ü   

 

14

Julio

 

 

ü   

 

15

Kila

 

 

ü   

 

            Berdasarkan tabel 1 hasil perkembangan anak belum berkembang 0 anak, mulai berkembang 0  anak, berkembang sesuai harapan 8 orang anak dan berkembang sangat baik 7 anak. Dari hasil tersebut menunjukan penerapan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan kreatifitas menggambar anak TK pertiwi 13 Jatisrono Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester 1.

B.  Masalah  yang  dihadapi 

Keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun anak. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengajar dan mendidik. Adapun faktor dari pihak anak yakni mencakup keterlibatan selama proses pembelajaran. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan adalah:

1.      Media, Agar anak dapat berfikir tingkat tinggi dengan baik sangat diperlukan sekali media yang memadai dalam pembelajaran. Akan tetapi ditempat kami media yang digunakan masih kurang.

2.      Pendidikan Guru, Guru kurang menguasai teknik-teknik dalam menggambar, karena guru berlatar belakang dari guru kelas bukan guru khusus.

3.      Minat dan bakat , Pada kegiatan kreatif, anak yang memliki bakat akan terus berkreasi sesuai dengan imajinasinya, beda dengan anak yang tidak memiliki minat dan bakat, cenderung menunggu perintah dan tidak berani berekspresi karena tidak merasa percaya diri.

Sebagian anak masih memerlukan bimbingan untuk mengoptimalkan kreativitas anak dalam memberikan ide gambar,memberi warna, memodifikasi gambar, membuat karya dari ide anak sendiri, menghasilkan karya yang berbeda, serta mengembangkan ide dari karyanya.

 

C.  Cara mengatasi masalah

    

Kreativitas memiliki aspek adanya daya pikir dan daya cipta, serta dapat melakukan komunikasi. Anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika terdapat kendala dalam kegiatan sebaiknya guru merefleksi diri dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut guna memperbaiki kualitas pembelajaran. Cara guru untuk mengatasi kendala selama kegiatan yang berlangsung adalah :

1.      Memberikan motivasi dan semangat pada anak untuk berkreasi dan lebih percaya diri ketika melakukan kegiatan, bisa juga dengan pemberian reward berupa benda yang bisa membuat anak lebih bersemangat untuk berkreasi.

2.      Akan lebih baik kegiatan menggambar anak diajarkan terlebih dahulu teknik teknik menggambar terlebih dahulu secara tepat. Agar anak tidak kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasanya dalm bentuk gambar.

3.      Guna memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya perlu diperhatikan lagi penyediaan media yang lebih bervariasi agar anak dapat berfikir lebih HOTS lagi. Media yang bervariasi juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak agar termotivasi mengikuti kegiatan sehingga hasil belajar anak dapat meningkat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

1.      SIMPULAN

            Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pendekatan saintifik dengan model pembelajaran CTL layak dijadikan strategi pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menggambar.

2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran CTL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

2.SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan kesimpulan di atas, maka hal-hal yang perlu menjadi saran yakni sebagai berikut.

1.      Bagi guru, Diharapkan menjadikan model pembelajaran CTL sebagai suatu alternatif  dalam meningkatkan kreatifitas menggambar anak dan mampu melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik akan lebih maksimal dan dapat meningkat.

2.      Bagi Anak didik,  diharapkan lebih aktiv dan termotivasi dalam kegiatan menggambar dengan penerapan model pembelajaran CTL sehigga  menumbuhkan kreativitas peserta didik untuk berpikir kritis serta berpikir tingkat tinggi (HOTS) secara mandiri, serta melatih peserta didik agar mampu menemukan dan menggabungkan pengetahuan serta keterampilan secara nyata, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Depdiknas. (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan            Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Depdiknas.

Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:            Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Suprijono, A  (2009). Cooperative Learning (teori dan aplikasi       PAIKEM).

 

https://drive.google.com/file/d/1RSsgJ6aiicmr0Yd8V5eqrUw4PwiPw_5v/view?usp=sharing